Kementerian Pertanian (Kementan) berkomitmen melakukan peningkatan lembaga guna mengoptimalkan pelayanan publik dan manajemen organisasi pendidikan.
Salah satu cara untuk meningkatkan pelayanan terhadap proses pendidikan vokasi pertanian, dengan menerapkan teknologi dalam pelaksanaanya termasuk evaluasi pembelajaran.
Sebagaimana dilakukan SMK PP Negeri Sembawa, salah satu lembaga pelayanan penyelenggaraan pendidikan menengah vokasi dibawah Kementan.
Kepala Badan penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP), Dedi Nursyamsi, menyampaikan perlunya dilakukan pemantapan Pendidikan vokasi pertanian.
“Tujuannya untuk mencetak lulusan yang berkualitas baik sebagai job seeker, job creator maupun pengusaha pertanian milenial,” sebut Dedi.
Dalam pelaksanaannya, SMKPP Negeri Sembawa berupaya maksimal mewujudkan keberhasilan dalam setiap program kegiatan pendidikan yang telah diprogramkan yaitu evaluasi pembelajaran.
Di era digital 4.0, hampir di setiap kegiatan berfokus pada penggunan kemajuan teknologi. Tak terkecuali pada dunia pendidikan.
Seiring dengan hal tersebut, SMK PP Negeri Sembawa menerapkannya dengan melaksanakan Penilaian Satuan Pendidikan (PSP) dengan sistem Computer Based Test (CBT), yang dapat diakses oleh siswa menggunakan Android, PC, dan Laptop.
Kepala SMKPP Negeri Sembawa Yudi Astoni menyampaikan PSP dilaksanakan pada kurun waktu 19-23 Februari 2024 untuk kelas XII, yang telah memasuki tahap akhir proses pembelajaran di tingkat SMK.
Sebagai informasi PSP merupakan pengganti Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK) yang menjadi salah satu syarat kelulusan siswa kelas XII. PSP wajib diikuti oleh 153 siswa kelas XII.
Secara teknis Yudi menjelaskan dalam pelaksanaan, PSP ini setiap harinya siswa akan mengerjakan 3 (tiga) mata pelajaran yang diujikan selama 5 hari, dengan durasi per mata pelajarannya selama 120 menit.
“Pelaksanaan USP di SMK-PP Negeri Sembawa berjalan dengan baik dan lancar, begitu juga dengan system jaringan yang digunakan selama pelaksanaan USP. Tidak hanya USP teori saja yang wajib diikuti oleh siswa kelas XII, namun USP Praktik pun wajib diikuti,” jelas Yudi.
Mata pelajaran yang diujikan pada PSP Praktik adalah Pendidikan Agama Islam, Bahasa Indonesia, dan Bahasa Inggris.
Yudi menambahkan, dengan sistem CBT, semua guru dan siswa merasakan dampak yang jauh lebih efektif dan efisien dibandingan dengan Paper Based Test.
Guru tidak perlu disulitkan lagi dengan persiapan ujian yang panjang, seperti.
“Cukup dengan satu kali memasukkan soal ke dalam form soal yang telah ditentukan kemudian di publish ke server, seluruh siswa sudah bisa mengikuti ujian,” ujarnya.
Begitu juga dengan waktu pasca ujian, guru tidak perlu susah-payah memeriksa hasil ujian yang menumpuk berlembar-lembar.
Sistem CBT akan mengakumulasi secara otomatis nilai hasil ujian para siswa.
“Dengan sistem CBT, siswa cukup login dengan username dan Password untuk mengakses soal ujian, sehingga siswa tidak perlu lagi menyiapkan alat-alat ujian seperti biasanya,” tutupnya.