BANYUASIN – Indonesia terletak di wilayah tropis yang memiliki dua musim, yaitu musim kemarau dan hujan. Hijauan pakan ternak tersedia bahkan berlebih ketika musim hujan, sedangkan pada musim kemarau hijauan pakan ternak terasa sulit didapatkan. Keadaan seperti ini akan lebih parah dengan datang El Nino yang menyebabkan kekeringan dan ketersediaan hijauan pakan ternak menjadi terbatas.
Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo mengatakan, perubahan iklim tidak bisa ditangani dengan cara yang biasa-biasa saja.
“Karena, perubahan iklim bisa mengancam hasil pertanian. Oleh karena itu, dibutuhkan inovasi serta terobosan untuk menghadapinya,” jelas SYL.
Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP),
Dedi Nursyamsi, mengatakan Kementan telah memiliki program untuk menanggulangi ancaman krisis pangan global, perubahan iklim dan dampak el nino dalam produksi dan penyediaan pangan.
Peternak harus bisa memastikan ketersediaan hijauan pada saat kemarau dan El Nino. Bank Pakan merupakan solusi memanfaatkan hijauan pada saat melimpah. Teknologi yang dapat digunakan salah satunya adalah “silase”.
Silase merupakan pakan berkadar air tinggi hasil fermentasi yang diberikan kepada hewan ternak ruminansia.
Pada umumnya silase dibuat dari tanaman rerumputan, biji-bijian, seluruh bagian tanaman jagung, sorghum, dan serealia lainnya.
Silase juga bisa dibuat dari hijauan kelapa sawit, singkong, padi, rami, dan limbah pasar. Pembuatan silase dengan cara memotong hijauan dan dimasukkan kedalam silo, menumpuknya dengan ditutup plastik, atau dengan membungkusnya membentuk gulungan besar.
Kepala SMK PP Negeri Sembawa Yudi Astoni menyampaikan SMKPPN Sembawa memiliki ternak ruminansia yaitu sapi dan kambing sebagai sarana pembelajaran peserta didik.
Guru pengampu Mata Pelajaran Dasar-Dasar Pakan Ternak kelas X Program Studi Agribisnis Ternak Unggas (ATU) Erra Kartika, melakukan ujian praktik pengawetan pakan silase. Agar peserta didik benar-benar paham mengenai pengawetan silase, perlu dilakukan pengujian oleg para penguji. Ujian praktik dilakukan masing-masing siswa secara bersamaan.
Ujian Praktik pembuatan silase terjadwal hari pertama pada jadwal yang telah ditentukan. Ujian praktik dilakukan mulai pukul 07.00 – 12.00 WIB di tempat pembuatan silase, Prodi Agribisnis Ternak Unggas SMK PPN Sembawa.
Sebelum ujian dilakukan, peserta didik diberikan pertanyaan ujian dalam bentuk lisan dan praktik. Diawali menghitung kebutuhan bahan utama dan bahan tambahan. Setelah mendapatkan hasil perhitungan, peserta didik mempraktikkannya dengan bahan dan alat yang sudah dipersiapkan.
“Hijauan yang digunakan yaitu rumput Zanzibar karena memiliki kandungan gizi yang cukup baik untuk ruminansia. Secara garis besar pelaksanaan praktikum pembuatan silase dilakukan mulai dari persiapan bahan dan alat, pemanenan rumput, pencoperan, penimbangan, pencampuran semua bahan, pengemasan dan penyimpanan.” Ujar Era.
Setiap siswa menyiapkan bahan untuk ujian praktikum pembuatan silase yaitu 1) Rumput Zanzibar sudah dicoper 20 kg, 2) Molases 2%, 3) EM4 2%, dan 4) Dedak 2%. Perlatan yang digunakan yaitu 1) Mesin coper, 2) Ember, 3) Gelas ukur, 4) Timbangan dan 5) Silo.
Langkah-langkah dalam membuat silase: 1) Potong hijauan menjadi kecil-kecil ukuran 5–10 cm, 2) Campurkan seluruh bahan dan aduk hingga merata, 4) Setelah menjadi satu campuran, masukkan bahan pakan ke dalam silo atau wadah yang telah disiapkan, 5) Ikat silo dan bila memungkinkan gunakan pemberat di atasnya untuk mengantisipasi kemugkinan adanya udara yang masuk, 6) Diamkan bahan pakan selama 6 – 8 minggu, 7) Silase dapat diberikan pada ternak setelah proses fermentasi selesai.