BANYUASIN – Generasi milenial merupakan penentu keberhasilan pembangunan pertanian yang akan makin maju, mandiri dan modern.
Untuk itu, Kementerian Pertanian (Kementan) tidak henti-hentinya melakukan berbagai upaya dalam hal regenerasi petani dengan mencetak petani milenial.
Salah satu program andalan Kementan dalam regenerasi petani adalah Penumbuhan Wirausaha Muda Pertanian (PWMP).
Dengan program PWMP, generasi muda dapat membekali dirinya dengan ilmu pertanian/peternakan serta menjadi wirausaha muda yang handal.
Pasalnya, sektor pertanian merupakan hal utama yang dibutuhkan semua pihak. Kemajuan suatu negara sangat bergantung pada perkembangan pembangunan pertanian.
Generasi muda adalah penerus pembangunan pertanian, karena ditangan merekalah tanggung jawab ini berada. Maka, jangan takut menjadi petani dan wirausaha muda di bidang pertanian.
Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumberdaya Manusia Pertanian (BPPSDMP), Dedi Nursyamsi, mendukung penuh program PWMP.
“Program ini merupakan salah satu upaya untuk menepis anggapan negatif tentang dunia pertanian khususnya di level generasi muda,” kata Dedi.
Kepala Sekolah Menengah Kejuruan Pertanian Pembangunan Negeri (SMKPPN) Sembawa, Yudi Astoni menyampaikan, program PWMP merupakan inkubator bisnis bidang pertanian/peternakan bagi siswa kami yang menyediaan fasilitas dan pengembangan usaha baik manajemen maupun teknologi untuk meningkatkan dan mengembangkan kegiatan usaha pertanian.
“Melalui program ini diharapkan, mereka dapat berkembang menjadi pengusaha muda bidang pertanian yang tangguh” jelas Yudi.
Salah satu usaha yang dijalankan siswa SMK PP Negeri Sembawa diprodi Agribisnis Ternak Unggas adalah Budidaya Puyuh Petelur, yang selama ini diketahui dalam menghasilkan telur cukup cepat yaitu umur 42 hari puyuh sudah dapat bertelur.
Pada bulan Juni 2023, kelompok PWMP Budidaya Puyuh Petelur memulai usahanya dengan membeli Pullet puyuh sebanyak 1500 ekor di Sumber Rezeki Farm dan sampai saat ini terus menghasilkan telur puyuh konsumsi. Produksi harian mencapai 12 kg dan dipasarkan secara langsung door to door mengisi warung-warung sayuran, mengikuti pameran dan bazar, serta angkringan.
Penerima program PWMP sejumlah 3 (tiga) siswa, yaitu Rahmadi, Rafli dan Aldo. Mereka menjelaskan bahwa tidak terlalu sulit untuk melakukan budidaya puyuh petelur dan memasarkan telur dengan populasi 1500 ekor.
Rahmadi dan Rafli sebelumnya telah menimba ilmu bidang budidaya puyuh di Sumber Rezeki Farm dalam kegiatan Praktik Kerja Lapangan (PKL) selama 3 bulan. Jadi mereka menerapkan SOP sesuai dengan pengalaman ketika PKL untuk mendapatkan keuntungan maksimal.