Kementerian Pertanian (Kementan) terus berupaya mendorong generasi muda untuk terjun ke sektor pertanian, selain itu peran mereka dalam pembangunan pertanian sangat penting guna meningkatkan pertanian di Indonesia.
Saat ini, Kementan melalui Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) kembali memanfaatkan dan mengembangkan lahan rawa sebagai alternatif peningkatan produksi padi.
Lahan rawa merupakan salah satu sumberdaya lahan yang potensial untuk pertanian, terutama tanaman pangan.
Namun demikian, secara alamiah lahan rawa memiliki karakter dan fisik lahan yang tidak subur dan air yang sulit dikendalikan. Hal tersebut menjadi tantangan tersendiri dalam hal menghasilkan teknologi pangan produktivitas lahan rawa.
Program yang dicanangkan oleh Menteri Amran Sulaiman tersebut merupakan salah satu upaya untuk mendukung swasembada pangan di Indonesia
“Salah satu program untuk mencapai swasembada pangan dapat dilakukan melalui optimalisasi lahan rawa dalam peningkatan produksi pangan, tentunya program ini perlu melibatkan dukungan berbagai pihak mulai dari pemerintah daerah, penyuluh, dan petani muda” sebut Amran.
Dalam upaya mensukseskan program swasembada pangan, SMK PP Negeri Sembawa menggelar Millenial Agriculture Forum (MAF) dengan mengangkat tema “Petani Milenial : Optimalisasi lahan rawa ” yang berlangsung secara daring melalui Aplikasi Zoom dan Live Streaming YouTube, pada Sabtu (02/03/2024).
Hadir membuka kegiatan webinar, Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) Dedi Nursyamsi, yang mengajak para petani milenial untuk mengatasi krisis pangan global melalui optimalisasi lahan pertanian yaitu pemanfaatan lahan rawa.
Betapa pentingnya pertanian untuk menyangga hidup dan kehidupan. Dedi menambahkan, krisis pangan tidak bisa dianggap remeh karena bersifat global.
“Kita mesti keluar dari kondisi krisis ini. kita harus antisipasi krisis pangan global, kita kendalikan inflasi yang disebabkan komoditas yang sering mengungkit inflasi, kita mengendalikan produksinya, olahannya, distribusinya,” kata Dedi.
Menurutnya, produksi mesti digenjot saat _off season_ , gunakan varietas unggul yang tahan terhadap perubahan iklim, tahan serangan hama dan penyakit. Kita harus mempunyai teknologi _smart farming_ .
Kepala SMK PP Negeri Sembawa Yudi Astoni yang juga turut memberikan sambutan mengajak seluruh peserta mensukseskan program swasembada pangan melalui optimalisasi lahan rawa.
“Lahan rawa memiliki keunggulan spesifik menjadi potensi besar yang perlu di optimalkan.
BPPSDMP Kementan selalu melakukan inovasi dalam hal pertanian yang dalam hal ini melakukan MAF yang diharapkan dapat berjalan lancar, serta para peserta dapat berdiskusi, bertukar gagasan dan mengambil ilmu dari para narasumber yg hadir” tutur Yudi.
Webinar MAF kali ini dihadiri lebih dari 700 partisipan yang menghadirkan empat pemateri yang sangat luar biasa yakni Farihin Setiawan (Ketua Gapoktan Bina Tani Sejahtera Kec. Muara Telang), Duwi Suprapto (Manajer UPJA Delta Telang Kec. Tanjung Lago), Stiyo Prayugo (Penyuluh Pertanian Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Kab. Banyuasin) serta Diana Purnamasari (Pendamping Program Optimalisasi lahan rawa).
Peluang-peluang usaha pertanian di lahan rawa pasang surut yakni pengembangan teknologi tepat guna sangat diperlukan, mekanisasi pengolahan jasa alsintan dari hulu hilir semakin mudah diakses, serta sumberdaya manusia yang siap untuk menunjang kegiatan pertanian” ujar Farihin.
Dwi Suprapto menambahkan unit pengelola jasa alsintan (UPJA) memiliki peran yang sangat penting untuk peningkatan produktivitas lahan rawa yakni hemat waktu. tenaga, biaya serta hasil panen lebih besar serta dapat meningkatkan pendapatan petani.
Di sambung dengan Diana Purnamasari yang menyatakan bahwa keterlibatan milenial sangat lah penting dalam optimalisasi lahan rawa ini terutama dalam pengelolaan alsintan mulai dari operator buruh angkut panen, namun ada beberapa kendala yang dihadapi pada saat di lokasi yakni jumlah alsintan yang belum memadai seriring dengan kapasitas SDM dalam pengoperasian alsintan sehingga alsintan dapat digunakan secara tepat guna.
Maka disini juga sangat diperlukan peran kooperasi petani yang dapat mewadahi dalam proses usaha tani yang berkesinambungan akan memberikan pembinaan, pengawalan, pemberian bantuan benih, pupuk, alsintan, serta pelatihan pemasaran kepada para petani seperti yang “tutur Stiyo Prayugo. (ril)