Sembawa – Kementan mendorong lahirnya Qualified Job Seeker dan Job Creator melalui pelatihan dan Bimtek dan uji sertifikasi profesi.
Mentan Syahrul Yasin Limpo dalam berbagai kesempatan menyampaikan “Pemerintah Indonesia terus mendorong peran penting sektor pertanian dalam menciptakan lapangan kerja di pedesaan, meningkatkan pendapatan keluarga petani, serta memastikan ketahanan pangan nasional. Regenerasi petani merupakan harga mati yang harus segera kita realisasikan bersama,” tutur Mentan SYL.
Menurutnya, melalui pendidikan vokasi, Kementan berupaya untuk meningkatkan kualitas SDM pertanian khususnya generasi milenial.
“Pendidikan vokasi punya peran penting hasilkan petani milenial yang berjiwa entrepeneur. Melalui pendidikan vokasi kita menghubungkan dengan industri-industri agar lulusannya sesuai dengan kebutuhan, dan siap untuk hal-hal yang baru,” jelasnya.
Mentan menambahkan, pendidikan vokasi menjadi jawaban atas kebutuhan SDM pertanian yang handal.
“Pendidikan vokasi mampu menyatukan antara intelektual dengan karakter. Kekuatan karakter sangat penting karena akan membuatnya menjadi seorang yang kuat, mampu bertarung dan mampu mencari jalan keluar terhadap segala tantangan yang ada,” tambahnya.
Sementara Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP), Dedi Nursyamsi, mengatakan Pendidikan vokasi dilakukan oleh Kementan untuk menghasilkan qualifies job seeker dan job creator.
Salah satu pelaksana pendidikan vokasi lingkup Kementan SMK PP Negeri Sembawa bekerja sama dengan Lembaga Sertifikasi Profesi Pertanian (LSP) Kementan menyelenggarakan Uji Sertifikasi Profesi bagi siswa dan alumni SMKPP Negeri Sembawa.
Pelaksanaan USP sendiri dilaksanakan selama sepekan 24-30 Mei 2021 di SMK PP Negeri Sembawa, dengan jumlah total peserta 189 yang terdiri dari 72 prodi Agribisnis Tanaman Perkebunan (ATP), 33 prodi Agribisnis Tanaman Pangan Hortikultura (ATPH), 41 prodi Agribisnis Ternak Unggas (ATU), dan 44 dari prodi Agribisnis Pengolahan Hasil Pertanian (APHP).
Mattobi’i menjelaskan uji sertifikasi untuk program studi ATPH adalah operator pupuk organik, untuk program studi ATP skema sertifikasinya adalah mandor pemeliharaan kelapa sawit, program studi APHP skema nya adalah pengolahan selai buah dan uji sertifikasi untuk program studi ATU adalah Operator Pemeliharaan kandang ayam Pedaging dan Vaksinator.
Lebih lanjut Mattobi’i menjelaskan USP ini bertujuan untuk mengukur pencapaian kompetisi siswa-siswi yang sesuai dengan keahlian yang pernah ditempuh selama masa pembelajaran di SMK dan untuk menetapkan keberhasilan siswa-siswi dalam menguasai satu unit kompetisi dengan mengacu pada standar kompetisi nasional. Nantinya mereka yang akan dinyatakan kompeten akan mendapatkan sertifikat yang dikeluarkan oleh LSP sebagai pendamping ijazah.
Selain itu juga untuk mempersiapkan agar SDM Pertanian memiliki kompetensi sebagai job seeker dan Jon creator., tambah Mattobi’i.
Ujian kualifikasi kompetisi ini terdiri dari ujian lisan, ujian tulis, dan ujian observasi. Untuk ujian lisan dan tulis dilaksanakan diruang kelas, ada juga yang melaksankan ujian lisan dan tulis di Aula SMK PP-Negeri Sembawa.
Pada pelaksanaan uji sertifikasi profesi, jumlah asesor yang diterjun langsung oleh LSP Pertanian sebanyak 18 asesor berasal dari berbagai macam instansi, seperti praktisi, Kementerian Pertanian, P4S, dan lain-lain.
Setelah pelaksanaan USP dilaksanakan dengan lancar, kemudian setiap asesor sebagai penguji pada setiap program studi, melakukan pengumuman uji kompetensi kepada masing-masing siswa di ruangan kelas.
Untuk hasil akhir dari kegiatan ini, bahwa 189 siswa/i yang telah menjalani uji USP dinyatakan berkompetisi pada masing-masing bidang yang telah ditetapkan.