Kementerian Pertanian (Kementan) terus berupaya meningkatkan kapasitas sumber daya manusia (SDM) pertanian untuk meningkatkan produktivitas pertanian.
Menteri Pertanian Syahrul yasin Limpo mengatakan bahwa pengembangan sumber daya manusia sangat penting untuk mengoptimalkan produktivitas sektor pertanian ke depan.
Hal senada disampaikan Kepala BPPSDMP Dedi Nursyamsi, “Sebagai pelaku pembangunan pertanian, petani dan penyuluh sudah selayaknya mendapat prioritas dalam program pembangunan pertanian. Sebab petani dan penyuluh berperan mengadakan pangan bagi 267 juta jiwa penduduk Indonesia”, ujar Dedi.
Sebagai Unit Pelaksana Teknis (UPT) Pendidikan Pertanian Kementan, SMKPPN Sembawa yang merupakan sekolah bagi calon pelaku pembangunan pertanian, melaksanakan kegiatan agar peserta didik memahami bagaimana cara meningkatkan produktivitas komoditas pertanian.
Menindaklanjuti arahan Mentan dan Kabadan, SMKPP N Sembawa menurunkan 64 siswa tingkat XI program studi Agribisnis Tanaman Perkebunan (ATP) bersama guru pembimbing meninjau langsung stakeholder yang berada di Lampung yakni PTPN VII Unit Usaha Bekri, Kebun Percontohan BPTP Lampung serta BPP Lampung.
Kepala SMKPP N Sembawa, Yudi Astoni menjelaskan tujuan dari kegiatan ini agar para siswa memahami manajemen produksi pada stakeholder yang dikunjungi dan bagaimana cara meningkatkan produktivitas hasil pertanian setiap komoditinya, sebagai cara untuk mempersiapkan didik menjadi job creator dan job seeker.
Asisten Kepala PTPN VII Unit Usaha Bekri M. Zen dengan semangat menjelaskan bahwa Produktivitas komoditas sawit disini adalah 24 ton per hektar.
“Yang kami lakukan disini adalah dalam kegiatan manajemen kebun kelapa sawit, hal yang harus diperhatikan diantaranya bahan tanam harus dari sumber yang jelas, pemeliharaan rutin pada Tanaman Belum Menghasilkan (TBM) dan Tanaman Menghasilkan (TM), pemupukan teratur, mendisiplinkan proses pemanenan, serta evaluasi.” Kata M. Zen
“Adik-adik disini tentunya wajib memiliki kompetisi yg harus dikuasi ketika masuk dunia kerja baik dari teknis dan non teknis.” tambah M. zen.
Di Kebun Percobaan BPTP Lampung dengan luas, 68 hektar siswa lebih fokus pada komoditas kopi, dan lada.
Penyuluh BPTP Lampung Erdiansyah menjelaskan beberapa upaya mendongkrak produktivitas dan pendapatan petani kopi diantaranya dengan meningkatkan kapasitas SDM Petani melalui pendampingan intensif;
Mendiseminasikan melalui demplot, denfarm, maupaun demarea paket teknologi Rehabilitasi Kopi meliputi replanting/grafting dengan optimalisasi klon unggul lokal maupun nasional; Konservasi lahan; Penerapan pemupukan berimbang, pemangkasan, dan pengendalian OPT; Introduksi tanaman sela komersial dengan pengaturan jarak tanam; Integrasi dengan ternak kambing;
serta meningkatkan mutu hasil dengan penerapan panen dan pasca panen sesuai prosedur.
Sebagai petani milenial nantinya, mereka pun dibekali pengetahuan terkait smart farming serta Integrated Farming System Zero waste di Balai Pelatihan Pertanian Lampung. BPP Lampung telah menerapkan smart farming dan integrated farming system zero waste pada tanaman jagung dan sapi. Kepala BPP Lampung Abdul Roni Angkat menyampaikan smart farming yang diterapkan berupa sistem irigasi/pengairan tanaman dengan dikendalikan oleh android Phone dari jarak jauh dengan memanfaatkan koneksi internet atau IoT dengan biaya yang sangat rendah/low cost.
Cara kerja metode smart farming yang digunakan dengan memadukan beberapa komponen antara lain microcontroler, conventer dan reallay yang disambungkan dengan sensor suhu dan kelembaban tanah. Untuk menggerakan pompa dan Valve dilakukan dengan smart phone dengan bantuan jaringan internet dan aplikasi Blynk IoT.