BANYUASIN – Memahami proses menjadi semangat belajar dan etos kerja bagi siswa Sekolah Menengah Kejuruan – Pertanian Pembangunan [SMK-PP] binaan Kementerian Pertanian RI mencetak petani milenial yang siap terjun sebagai job creator dan job seeker serta wirausahawan pertanian di abad digital.
Kinerja tersebut ditunjukkan oleh 31 siswa kelas XII Program Studi Agribisnis Tanaman Pangan dan Hortikultura (ATPH) SMK-PP Negeri Sembawa di Kabupaten Banyuasin, Provinsi Sumatera Selatan melakukan kegiatan pengubinan padi sawah pada demplot pemupukan berimbang yang di dampingi oleh beberapa guru produktif, PPL dan petani penggarap.
Kegiatan Pengubinan kali ini dilaksanakan di Desa Mitra sungai kedukan Gapoktan Nibung yang merupakan Kolaborasi SMK-PPN Sembawa dengan BPP Model Kostratani di Kecamatan Rambutan Banyuasin.
Upaya tersebut sejalan harapan Menteri Pertanian RI Syahrul Yasin Limpo bagi siswa pendidikan vokasi khususnya SMKPP Negeri dalam memahami proses bersama Balai Penyuluh Pertanian model Komando Strategis Pembangunan Pertanian [BPP KostraTani] bagi kepentingan petani di Desa Mitra.
“KostraTani dibentuk untuk mengoptimalkan tugas, fungsi dan peran BPP. KostraTani, wujud gerakan pembangunan pertanian di Indonesia yang menyelaraskan kemajuan era industrialisasi 4.0. KostraTani berpusat di Kecamatan, karena pembangunan pertanian dilakukan dari lapangan, khususnya di desa hingga kecamatan,” kata Syahrul.
Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian Kementan [BPPSDMP] Dedi Nursyamsi mengatakan bahwa KostraTani menjalankan lima peran utama mendukung pembangunan pertanian nasional.
Kelima peran dimaksud yakni sebagai pusat data dan informasi, pusat gerakan pembangunan pertanian, pusat pembelajaran, dan pusat konsultasi agribisnis, serta pusat pengembangan jejaring dan kemitraan,” kata Dedi.
Kepala SMK-PPN Sembawa, Yudi Astoni mengatakan bahwa kegiatan Pengubinan pada tanaman padi sawah di Desa Kedukan, salah satu rangkaian kegiatan Desa Mitra UPT kami yang bekerja sama dengan BPP Kostratani untuk peningkatan produktivitas, kali ini dengan pemupukan berimbang.
“Tujuannya untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan siswa dalam melakukan taksasi produktivitas tanaman padi sawah.” tutur Yudi.
Korlap BPP Rambutan, Sunarno mengatakan bahwa kegiatan pengubinan merupakan salah satu cara taksasi atau menaksir produktifitas padi sawah dengan jalan melakukan pemanenan serta menghitung produksi padi pada petak sampling/ubinan dengan ukuran 2,5 m x 2,5 m.
Pengamatan produksi pada sampling/ubinan dilakukan sebanyak 5 buah secara diagonal/diambil pada daerah yang mewakili karakteristik dari seluruh populasi tanaman. Untuk ubinan padi sawah sebaiknya dilakukan pada saat tanaman padi siap dipanen atau sudah masak secara fisiologis.
Tampak antusias siswa secara aktif melakukan pengubinan dengan pengambilan titik sampling serta membuat petakan dengan ukuran 2,5 m x 2,5 m dengan menggunakan alat ubinan yang sudah modern. Dari hasil rata-rata ubinan dapat diperkirakan produksi yang didapatkan sebanyak 5 ton/ha.
Ternyata dengan melakukan pemupukan berimbang dapat meningkatkan produktivitas padi sawah jika dibandingkan dengan produktivitas padi sawah yang biasa dilakukan oleh petani setempat yaitu tanpa melakukan pemupukan berimbang yang biasanya menghasilkan 4 ton/ha meningkat menjadi 5 ton/ha.