BANYUASIN – Momentum acara Millenial Agriculture Forum (MAF) kembali menjadi ajang penting dalam memperkuat peran generasi muda di sektor pertanian. Kementerian Pertanian melalui Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian ( BPPSDMP) menggelar MAF Volume 6 Edisi 37 dengan tema “Menempa Masa Depan Pangan : Kolaborasi Milenial dan Gerakan Brigade Pangan Untuk Ketersediaan Beras Berkelanjutan”. Dilaksanakan oleh SMK PP Negeri Sembawa, Sabtu (20/9/2025).
Kegiatan ini menjadi ruang strategis bagi generasi muda pertanian untuk berkontribusi langsung dalam menjaga ketersediaan pangan, khususnya beras sebagai komoditas utama nasional.
Dalam forum ini, para peserta yang terdiri dari berbagai pemangku kepentingan, mulai dari pejabat Kementerian Pertanian (Kementan), Pemerintah daerah, akademisi, pelaku usaha, hingga komunitas milenial tani berbagai daerah berdiskusi mengenai inovasi dan langkah nyata dalam mendukung keberlanjutan pangan nasional.
Kehadiran Brigade Pangan menjadi salah satu motor penggerak yang diharapkan mampu memperkuat kolaborasi antara pemerintah, dunia pendidikan dan masyarakat.
Menteri Pertanian (Mentan), Andi Amran Sulaiman, menegaskan bahwa pencapaian swasembada pangan bukan hanya tugas pemerintah, melainkan membutuhkan partisipasi aktif dari semua pihak termasuk sumber daya manusia pertanian khususnya petani.
“Kolaborasi antara generasi milenial dengan gerakan brigade pangan adalah langkah strategis untuk memastikan ketersediaan beras yang berkelanjutan. Milenial memiliki semangat, kreativitas dan keterampilan dalam memanfaatkan teknologi, sementara brigade pangan menjadi motor penggerak di lapangan, jika keduanya bersinergi akan mampu memperkuat ketahanan pangan nasional sekaligus menyiapkan pertanian masa depan yang modern, mandiri dan berdaya saing. Inilah saatnya generasi muda mengambil peran nyata sebagai pahlawan pangan bangsa,” jelas Amran.
Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) Kementan, Idha Widi Arsanti menyampaikan keberhasilan Brigade Pangan (BP) memerlukan sinergi berbagai pihak, terutama dukungan SDM pertanian yang handal dan generasi muda yang bersemangat.
“Kami terus memberikan pelatihan, pendampingan, serta akses teknologi modern agar petani dapat mandiri dan produktif, ” jelas Santi.
Mengawali MAF, Kepala SMK-PP Negeri Sembawa, Budi Santoso menyampaikan sesuai arahan Bapak Presiden Prabowo Subianto sudah mencanangkan untuk swasembada pangan secepat- cepatnya, Tentunya swasembada pangan dapat dicapai dengan cara meningkatkan produksi dan meningkatkan produktivitas dari budidaya padi yang dilaksanakan oleh rekan-rekan petani.
“Ada 2 hal untuk meningkatkan swasembada pangan yaitu intensifikasi adalah meningkatkan produksi dari luas lahan yang ada dengan meningkatkan IP l ke IP ll dan ke IP III, ekstensifikasi mengoptimalkan luas area lahan dengan cara cetak sawah rakyat,” ungkapnya.
MAF kali ini menghadirkan tiga narasumber yang terlibat langsung dalam mendukungnya swasembada pangan di Kabupaten Ogan Ilir diantaranya narasumber pertama Deddy Setiawan Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kab. Ogan Ilir, menyampaikan untuk mengelola usaha tani secara terstruktur dan integrasi dalam BP dengan dukungan infrastruktur berupa tata lahan dan tata air dan memanfaatkan teknologi modern untuk meningkatkan produktivitas, indeks pertanaman, efisien produksi, hilirisasi dan keberlanjutan usaha tani, serta terwujudnya Pertanian modern melalui pengembangan BP dg melibatkan pemuda guna mencapai pertumbuhan ekonomi yang inklusif.
Deddy menjelaskan tata kelola pertanian modern mulai dari jangka pendek berupa tahap persiapan, tahap Budi daya, tahap panen dan pascapanen , melalui jangka menengah berupa replikasi model dan penguatan kelembagaan dan yang terakhir melalui jangka panjang berupa evaluasi dan perencanaan.
Selanjutnya narasumber kedua Lamella Nintha Pinem Penyuluh/pendampingan BP DKPTPH Kab. Ogan Ilir menjelaskan tentang membangun pertanian masa depan untuk generasi milenial karena usia petani di Indonesia rata- rata usia tua maka diperlukan regenerasi milenial untuk meneruskan pertanian di masa depan dengan adaptasi teknologi yang membawa perubahan positif bagi masa depan ketahanan pangan Indonesia.
“Model bisnis pertanian yang menarik bagi milenial yaitu Agripeneur yaitu menggunakan teknologi dan pendekatan bisnis, Agritech yaitu mengembangkan aplikasi perangkat IoT, Urban Farming yaitu menjual paket hidroponik dan pelatihan untuk masyarakat kota dan Agro Tourism yaitu lahan pertanian di jadikan tempat wisata edukasi pertanian,” jelas Lamella.
Lamella menambahkan peluang bisnis brigade pangan berupa produksi pangan lokal, distribusi pangan, ketahanan pangan keluarga dan edukasi, pengelolaan dan nilai tambah, serta layanan jasa bisnis sosial dan koperasi pangan
Narasumber terakhir Abdurrahman Manager BP Sarana Usaha Desa Tanjung Pasir, menyampaikan kami mengajak seluruh pemuda untuk bergabung di sektor pertanian karena sektor pertanian ini menjanjikan bisa meningkatkan pendapatan brigade pangan dan petani sekitar.
“BP Sarana usaha terdiri dari 15 orang dengan luas lahan 252 Ha dengan IP 100 ke IP 200. Dengan strategi brigade pangan yaitu penguatan kapasitas SDM, peningkatan akses sarana prasarana, dan akses inovasi dan teknologi,” jelas Abdurrahman
Ia menambahkan program yang dijalankan BP yaitu jual beli perlengkapan pertanian, mengkoordinir jasa pengangkutan hasil panen, mengkoordinir jasa simpan pinjam dan membeli hasil gabah dari para petani.
Ketiga Narasumber tersebut berbagi pengalaman terkait peran, aktivitas, capaian dan upaya yang dilakukan dalam memajukan sektor pertanian di Kabupaten Ogan Ilir melalui berbagai program strategis yang telah dicanangkan oleh Kementerian Pertanian.
Webinar ini diakhiri dengan sesi tanya jawab interaktif yang memicu diskusi hangat di antara peserta dan narasumber. Berbagai pertanyaan seputar tantangan di lapangan, solusi praktis, dan peluang pengembangan produk pertanian berhasil dijawab dengan lugas.
Dengan terselenggaranya MAF ini diharapkan lahir generasi petani muda yang tidak hanya tangguh, tetapi juga adaptif menghadapi perubahan zaman. Kolaborasi milenial dan Brigade Pangan diyakini menjadi kunci bagi ketersediaan beras berkelanjutan,serta memastikan masa depan pangan Indonesia tetap terjaga.
Leave a Reply