LAMPUNG – Upaya peningkatan kapasitas pendamping Brigade Pangan, Kementerian Pertanian (Kementan) melalui UPT Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) Sekolah Menengah Kejuruan Pertanian Pembangunan (SMKPP) Negeri Sembawa kembali menggelar Workshop tahap II untuk Brigade Pangan 2025 bagi penyuluh dan pejabat fungsional/struktural dinas pertanian yang bertugas mendampingi Brigade Pangan di Provinsi Lampung.
Kegiatan yang diikuti oleh 45 peserta ini digelar di Kampus Balai Pelatihan Pertanian Lampung pada 21 – 23 Agustus 2025 dengan total jam pembelajaran 30 jam pelatihan.
Kegiatan workshop yang dilaksanakan menjadi langkah strategis dengan tujuan untuk memperkuat peran brigade pangan sebagai garda terdepan dalam percepatan tanam, optimalisasi lahan, dan penanganan potensi rawan pangan.
Para peserta dibekali dengan pemahaman brigade pangan terkait konsep pengelolaan pertanian modern berbasis tanaman padi untuk mendukung swasembada pangan serta peningkatan kapasitas teknis dan manajemen usaha tani padi bagi BP.
Sebagaimana dikatakan Menteri Pertanian (Mentan), Andi Amran Sulaiman bahwa pentingnya pengetahuan dan pelatihan dalam pengelolaan BP.
“Pengetahuan yang memadai, terutama dalam bidang pertanian modern dan manajemen agribisnis, serta pemeliharaan alat pertanian, akan memastikan BP dapat beroperasi secara efektif dan efisien. Hal ini krusial untuk mencapai tujuan utama BP, yaitu meningkatkan produksi pangan, memberdayakan petani, dan memperkuat ketahanan pangan nasional,” ujar Amran.
Sementara itu, Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP) Kementerian Pertanian (Kementan), Idha Widi Arsanti menyampaikan berharap brigade pangan harus menjadi motor penggerak swasembada pangan nasional. Oleh karena itu, diperlukan strategi yang terintegrasi, mulai dari pengelolaan lahan, optimalisasi produksi, hingga distribusi yang efisien.
Kepala SMKPP Negeri Sembawa, Budi Santoso menyampaikan bahwa kegiatan ini tidak hanya bertujuan meningkatkan kapasitas individu, namun juga memperkuat jaringan kerja antar penyuluh.
“Penyuluh adalah ujung tombak pembangunan pertanian di lapangan, melalui workshop ini kami berharap para peserta mampu menjadi agen perubahan yang siap mentransfer ilmu dan keterampilan kepada petani dan generasi muda pertanian terutama dalam mendampingi BP secara lebih efektif,” ujarnya.
Kegiatan workshop yang berlangsung selama tiga hari ini menghadirkan para peserta yang merupakan pendamping BP dari wilayah Lampung yang mendapat pembekalan materi teknis dan manajerial untuk mendukung pengembangan BP.
Materi pada workshop pendamping BP meliputi kolaborasi multi stakeholder dalam menumbuhkan BP, manajemen usaha tani padi oleh BP, literasi dan inklusi keuangan, manajemen pengelolaan alat dan mesin pertanian yang berkelanjutan, metode pembelajaran dan pendampingan yang efektif bagi BP, motivasi manajemen dan tata kelola kelembagaan BP.