Gubernur Sumatera Selatan (Sumsel) Haji Herman Deru didampingi Bupati Banyuasin Askolani menghadiri penandatangan memorandum of understanding (MoU) antara PT Sriwijaya Argo Industri dengan Sekolah Menengah Kejuruan Pertanian Pembangunan (SMK-PP) Negeri Sembawa, Kabupaten Banyuasin.
Gubernur Herman sekaligus meluncurkan produk produk hasil pabrik penyulingan minyak sereh wangi. Kedua acara itu digelar di SMK-PP Negeri Sembawa Banyuasin, Rabu (24/2/). Herman mengatakan petani merupakan suatu profesi yang bergengsi karena berperan menurunkan angka kemiskinan dengan tujuan menyejahterahkan masyarakat. “Bidang pertanian membutuhkan tenaga pertanian yang andal,” kata Herman.
Ia menambahkan sudah menjadi kewajiban bersama bagaimana para anak didik dapat melihat bakat yang dimilikinya utnuk masa depan yang cemerlang. “Sehingga, mereka dapat terus berkreasi dan berkarya guna kesejahteraan,” ungkapnya.
Herman bercerita saat menjabat bupati Ogan Komering Ulu (OKU) 13 tahun lalu, ia menghadiri sebuah acara terkait Kelompok Tani Nelayan Andalan (KTNA) di Kabupaten Banyuasin. Menurutnya, dalam acara KTNA kala itu ada sebuah program serta inisiasi tentang tumbuhan jarak menjadi bahan baku solar. Nah, Herman menambahkan untuk saat ini diperlukan pula pihak yang mau, mampu, tahu bagaimana proses pembangunan di berbagai bidang dapat diselesaikan dengan baik.
“Sebagai contoh bidang pertanian, butuh tenaga pertanian yang andal. Salah satunya kami lakukan dengan merekrut 1000 tenaga penyuluh pertanian pada November tahun lalu,” katanya. Selain itu, ujar Herman, dalam menyukseskan pembangunan pertanian, pihaknya sudah menggelar rapat kerja daerah (rakerda) di Sumsel.
Lebih lanjut Herman berharap kepedulian para alumnus SMK-PP Sembawa Banyuasin untuk memberikan kontribusinya kepada daerah.
“Terkait penelusuran bakat, perlu dibina dari sekolah menengah dan pertanian, dan harus dibuat kreasi agar tetap menarik,” katanya. Kepala Pusat Pendidikan Pertanian (Kapusdik) Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BPPSDM)) Kementerian Pertanian (Kementan) Idha Widi Arsanti menyatakan Presiden Joko Widodo (Jokowi) sudah memberikan arahan untuk mengembangkan pendidikan vokasi di Indonesia. Salah satu upaya pengembangan pendidikan vokasi di Indonesia itu melalui SMKPP dengan orientasi 70 persen pada kegiatan praktik. Menurut Idha, pendidikan vokasi itu merupakan salah satu upaya menjawab tantangan sektor pertanian di Indonesia, termasuk Sumsel.
Tantangan itu ialah regenerasi petani, peningkatan kapasitas pertanian bagi generasi muda, serta bagaimana harus tetap produktif berperan dalam ketahanan pangan. Ia menegaskan sebagai upaya pendidikan vokasi yang menyediakan tenaga kerja terampil di sektor pertanian, maka link and macth dengan dunia usaha dan dunia industri (DUDI) harus dilakukan. Oleh karena itu, Idha menyambut baik upaya yang dilakukan SMK-PP menjalin kemitraan dengan perusahaan-perusahaan di wilayah ini, khususnya yang tengah dikembangkan dengan BUMD milik Pemrov Sumsel, PT Sriwijaya Agro Industri. “Harapannya ke depan kerja sama ini akan memperkuat upaya dalam menghasilkan sumber daya manusia pertanian yang profesional, mandiri, berdaya saing, dan berjiwa wirausaha,” kata Idha.
Dalam kesempatan itu, Idha juga mengapresiasi upaya SMK-PP mengembangkan teaching factory seperti penyulingan sereh wangi. “Ini tentunya akan menjadi contoh nyata bagi siswa dalam kegiatan pembelajaran dan dalam upaya hilirisasi produk pertanian,” ujarnya. Lebih lanjut Idha menuturkan BPPSDMP melalui Pusdiktan terus berupaya meningkatkan kualitas lulusan pendidikan vokasi pertanian. Misalnya, dengan cara meningkatkan profesionalisme tenaga pendidik, melengkapi sarana pembelajaran terutama teaching farm atau factory, dan mendorong kemitraan dengan DUDI.
Ia juga menyampaikan program utama BPPSDMP yaitu pemberdayaan Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) yang dikenal dengan komando strategis pembangunan pertanian (kostratani). “Melalui upaya ini kami berharap BPP dapat berperan sebagai pusat data, pusat gerakan pembangunan pertanian tingkat kecamatan, pusat belajar bagi petani, pusat konsultasi agribisnis, dan pusat kerja sama kemitraan,” jelasnya. Ia menambahkan program utama berikutnya adalah penumbuhan wirausaha muda pertanian atau dikenal dengan petani milenial. “Melalui upaya ini kami berharap lebih banyak generasi muda yang tertarik di bidang pertanian,” jelas Idha.
a mengakui saat ini masih menghadapi krisis di bidang SDM pertanian. Pasalnya, sebagian besar petani berusia di atas 50 tahun dengan tingkat pendidikan yang rendah. Idha berharap melalui lembaga pendidikan vokasi pertanian baik itu dikelola Kementan maupun Kemendikbud dapat menciptakan petani yang profesional. “Melalui lembaga pendidikan vokasi pertanian, (kami harap) petani Indonesia adalah petani terdidik yang melaksanakan usaha taninya dengan pendekatan bisnis,” paparnya. Dia menegsakan, program ini hanya akan berhasil bila ada dukungan dari pemerintahan daerah baik provinsi maupun kabupaten. Oleh karena itu, Idha berharap dukungan dari gubernur Sumsel, mauun bupati khususnya Banyuasin untuk menggaungkan kostratani dan petani milenial ini. .
Lebih lanjut Idha menambahkan BPPSDMP Kementan berencana mentransformasi SMK-PP Negeri Sembawa menjadi Politeknik Pembangunan Pertanian (Polbangtan) Banyuasin. “Ini untuk lebih dapat menghasilkan lebih banyak lagi petani milenial terampil sebagai penggerak sektor pertanian di Kabupaten Banyuasin dan Provinsi Sumatera Selatan,” katanya. Menurut dia, ke depan BPPSDMP akan memiliki 10 Polbangtan yang tersebar dari Sumatera sampai Papua. “Untuk itu sekali lagi kami mohon dukungan dari Bapak Gubernur dan Bapak Bupati untuk mewujudkan ini,” pungkasnya.
Sementara itu, Bupati Askolani menjelaskan peningkatan kualitas SDM sangat diperlukan dalam percepatan pembangunan pertanian dan di segala bidang. Dia pun menambahkan MoU yang dilakukan ini sudah sesuai dan sejalan dengan visi “Banyuasin Bangkit Adil dan Sejahtera” dengan salah satu programnya yaitu “Petani Bangkit”. Askolani menambahkan banyak komoditas tanaman pangan berupa padi, jagung kedelai umbi-umbian, maupun di sektor perkebunan perikanan dan peternakan di Banyuasin ini. “Semua itu, memerlukan SDM yang terampil untuk mengelolanya. Apalagi saat ini Kabupaten Banyuasin nomor 4 di Indonesia sebagai penghasil gabah terbesar,” kata Askolani.
- Beranda
- Instansi
- Publikasi
- PPDB
- Informasi Publik
- Agenda Kegiatan
- Rencana Strategis
- Pelaporan Kegiatan & Kinerja
- Target dan Realisasi Kinerja
- Pelaporan Keuangan
- Dokumen PPID
- LHKPN/LHKASN
- MOU Kerjasama
- Daftar Regulasi
- Pengadaan Barang dan Jasa
- Komitmen PPID
- Standar Pelayanan Publik
- Standar Operasional Prosedur
- Peringatan Dini dan Jalur Evakuasi
- Galeri
- Kontak