1. Home
  2. »
  3. Berita
  4. »
  5. Masifkan Pertanian Organik dan Pembiayaan KUR, Kementan Sasar Generasi Millenial

Masifkan Pertanian Organik dan Pembiayaan KUR, Kementan Sasar Generasi Millenial

Masifkan Pertanian Organik dan Pembiayaan KUR, Kementan Sasar Generasi Millenial

Masifkan Pertanian Organik dan Pembiayaan KUR, Kementan Sasar Generasi Millenial

Masifkan Pertanian Organik dan Pembiayaan KUR, Kementan Sasar Generasi Millenial

Masifkan Pertanian Organik dan Pembiayaan KUR, Kementan Sasar Generasi Millenial

BANYUASIN – Seiring meningkatnya kesadaraan di kalangan masyarakat tentang trend hidup sehat, tentunya juga semakin arif memilih bahan pangan yang bermutu aman bagi kesehatan dan ramah lingkungan yang akhirnya mempengaruhi permintaan akan produk pertanian organik yang kian meningkat.

Saat ini, Kementerian Pertanian melalui Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian terus menggalakkan pertanian organik melalui Petani Milenial Akses KUR (TANI AKUR).

Pertanian organik modern didefinisikan sebagai sistem budidaya pertanian yang mengandalkan bahan-bahan alami tanpa menggunakan bahan kimia sintetis. Pengelolaan pertanian organik didasarkan pada prinsip kesehatan, ekologi, keadilan, dan perlindungan.

Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo (SYL) mengatakan penggunaan pupuk organik menjadi salah satu cara mengurangi penggunaan pupuk kimia.

“Dengan penggunaan pupuk organik dapat memperbaiki kesuburan tanah. Dengan demikian, produksi pertanian bisa ditingkatkan dan pencemaran lingkungan bisa ditekan.” kata Syahrul.

Dalam upaya mensukseskan program pertanian organik, SMK PP Negeri Sembawa menggelar Millenial Agriculture Forum (MAF) volume 4 edisi 16 dengan mengangkat tema “Melalui Pertanian Organik dan Pembiayaan kredit usaha rakyat kita sukseskan pertanian sehat dan ramah lingkungan.” yang berlangsung secara daring melalui Aplikasi Zoom dan Live Streaming Youtube, pada Sabtu (29/04/2023).

Hadir membuka webinar, Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) Dedi Nursyamsi, yang menyampaikan manfaat pangan organik yaitu untuk memenuhi kebutuhan tubuh atau makhluk hidup, yang kedua pangan harus menjadi sumber kehidupan yang layak, petani harus mendapatkan keuntungan dari pangan.

“Berbicara pertanian maka berbicara tentang tiga kebutuhan makhluk hidup yakni oksigen, kebutuhan makhluk hidup dalam air, nutrisi (nutrisi untuk manusia disebut pangan, nutrisi untuk hewan disebut pakan, nutrisi untuk tumbuhan disebut pupuk)” ujar Dedi.

Nutrisi untuk tanaman yakni disebut pupuk yang akan menggenjot produktivitas pertanian. Penggunaan di kalangan masyarakat kini sudah mencapai batas maksimum. Penggunaan pupuk yang berlebih akan mencemari tanah, penggunaan pestisida yang berlebihan akan mencemari tanah serta akan mencemari diri kita sendiri.

“Pemupukan yang berlebih tidak hanya meningkatkan risiko tanaman terkena serangan hama penyakit, tapi juga dapat mengakibatkan pencemaran lingkungan. “jelas Dedi.

Dedi menambahkan, pertanian saat ini menghadapi masalah penurunan produksi dan produktivitas karena penurunan kesuburan tanah. Di samping itu pupuk kimia sebagai pengungkit kesuburan tanah ikut terkerek.

Solusi dalam penggunaan pupuk berlebih yakni penggunaan pupuk organik, pupuk kimia yang kita tekan, penggunaan pestisida yang di tekan. Bahkan untuk meningkatkan kesuburan tanah maka harus kita galakkan pupuk hayati.”jelas Dedi Nursyamsi

Kementerian Pertanian (Kementan) terus mendorong para petani untuk meningkatkan produktivitas.

“Gerakan tani pro organik ditujukan memanfaatkan sepenuhnya pupuk hayati, pembenah tanah dan pestisida nabati, mari terus genjot produktivitas”. ujar Dedi Nursyamsi.

Kepala SMK PP Negeri Sembawa, Yudi Astoni yang juga turut memberikan sambutan mengajak seluruh peserta mensukseskan program genta organik.

“Kegiatan MAF yang dilakukan ini diharapkan dapat menggali ilmu dan pengalaman kepada para narasumber mengenai penggunaan pupuk organik yang ramah lingkungan, bahan organik dan kesuburan tanah yang nantinya dapat memberikan motivasi bagi para peserta agar dapat tergerak untuk terus menggaungkan dan menggalakkan genta organik. ujar Yudi.

Webinar MAF kali ini dihadiri lebih dari 700 partisipan yang menghadirkan 3 pemateri yang sangat luar biasa yakni Adipati Napoleon [Dosen fakultas pertanian universitas sriwijaya], Candra [Owner RAB Organik Farm Belitung], Intan Ayu Kartika [Analis Kredit Bank Sumsel].

Adipati Napoleon mengulas mengenai pertanian organik dan kesuburan tanah, 4 komponen tanah penting yang pertama bahan mineral 45%, udara 25%, air 25%dan bahan organik 5%, Penggunaan bahan organik yakni yang mana beragam senyawa-senyawa organik kompleks yang sedang atau telah mengalami proses dekomposisi, baik berupa humus hasil humifikasi maupun senyawa-senyawa anorganik hasil mineralisasi dan termasuk juga mikrobia heterotrofik dan ototrofik yang terlibat dan berada didalamnya.

Adipati menjelaskan mengenai kesuburan tanah, Komposisi tanah yang ideal, menentukan tinggi rendahnya kadar mineral tanah. Kapasitas tanah untuk menyediakan unsur hara tanaman, menentukan mudah tidaknya mineral/unsur hara diserap tanaman.

Meneruskan paparan dari Adipati Napoleon, Candra berbagi menjadi petani organik yang penuh berkah dan bahagia, dengan melihat pengertian dari pertanian organik yakni sistem budidaya pertanian yang mengandalkan bahan- bahan alami/tanpa campuran bahan kimia atau pupuk sintetis, serta tidak menggunakan pestisida kimia, maka dari itu ada sifat dasar yang harus dimiliki oleh petani organik yakni sabar, tidak mudah putus asa serta menjiwai tanaman yang sedang kita tanam.

Petani Organik adalah Petani yang Bijaksana alasannya Menguntungkan diri sendiri dan orang lain, tidak meracuni sesama dan tidak merusak alam, menyehatkan alam dan seluruh penghuninya”jelasnya.

Diakhir paparannya candra menegaskan kalau kita sudah menjadi petani berusaha berkomitmen menjadi petani organik agar kita bisa menyehatkan sesama kita.

Pemateri yang ketiga, Intan Ayu Kartika menjelaskan mengenai KUR (kredit usaha rakyat) melalui penerima KUR yakni individu/perseorangan baik sendiri-sendiri maupun dalam kelompok usaha atau badan usaha yang melakukan usaha yang produktif yang menjadi debitur KUR dengan suku bunga yang rendah mulai dari 3% (tiga persen) efektif pertahun.

Tahapan UMKM untuk mendapatkan KUR yakni UMKM ajukan surat permohonan denagn melampirkan dokumen sesuai persyaratan selanjutnya petugas bank melakukan survey, bank evaluasi kelayakan usaha UMKM, jika dinilai layak bank dan UMKM tanda tangan perjanjian kredit, serta UMKM wajib bayar angsuran sampai lunas ”ucapnya.

Kepala Pusat Pendidikan Pertanian, Idha Widi Arsanti hadir secara daring memberikan closing statement dalam kegiatan MAF ini. Idha Widhi Arsanti mengatakan bahwa tujuan dari Genta Pro Organik ini, di antaranya dapat menyuburkan tanah-tanah Indonesia untuk meningkatkan produktivitas dan produksi pertanian disaat harga pupuk mahal serta dapat menerapakn pertanian berkelanjutan dan ramah lingkungan untuk menekan biaya produksi pertanian dengan mengurangi penggunaan pupuk kimia yang mahal.

“Untuk menjalankan usaha pertanian organik tidaklah mudah, ada beberapa tantangan yang harus dituntaskan agar nantinya usaha tersebut berkembang.”ujar Santi.

“Tantangan anak-anak millennial untuk melakukan kegiatan usaha pertanian adalah modal, lahan, dan pemasaran. Ketika akses terhadap ketiga hal tersebut bisa dipecahkan/tuntaskan maka harapannya usaha pertanian akan semakin berkembang” tambah Santi

Mendorong para pemula untuk akses KUR serta digitalisasi terus dilakukan, teknologi terus diterapkan agar menjembatani kebutuhan konsumen akan produk-produk inovatif ketangan konsumen melalui marketplace mastore hingga outlet MIA “tandas Santi.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Banner

0 2 7 7 9 6
Views Today : 40
Views This Month : 455
Views This Year : 18872
Who's Online : 0
Your IP Address : 3.239.87.20
Arsip Tersimpan