Untuk membuka wawasan serta meningkatkan minat generasi muda akan sektor pertanian, Kementan melalui Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BPPSDMP) gelar Webinar Internasional yang bertajuk “The Important of K-Young Agrosociopreneurs Supporting Economic Growth in COVID-19 Pandemic: Lesson Learned for Indonesian”, bekerjasama dengan Rural Development Administration (RDA), Republic of Korea dan Perhimpunan Agronomi Indonesia (PERAGI), Kamis (27/05).
Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo menegaskan bahwa Kementerian Pertanian (Kementan) berkomitmen menyiapkan SDM pertanian yang berjiwa wirausaha. “Bahkan dalam rentang waktu 2019-2024 Kementan menargetkan penumbuhan 2,5 juta petani maupun pengusaha pertanian milenial untuk menjamin produktifitas, kontinyuitas dan ketahanan pangan”, ungkapnya.
Webinar yang dibuka langsung oleh Kepala BPPSDMP, Dedi Nursyamsi, menghadirkan 3 pembicara yaitu Director General RDA, Dr. Kwon Taek-Ryoun, Dosen Senior Polbangtan Yogyakarta-Magelang, Dr. Ananti Yekti serta dari Dr. Dwi Asmono dari PERAGI.
“Walaupun terdapat banyak tantangan bagi para pengusaha pertanian muda, namun terdapat pula banyak kesempatan yang terbuka bagi para pemuda untuk berkontribusi di bidang pertanian. Contohnya, terdapat kebutuhan petani sebanyak 81.090.000 yang mana sudah terisi hanya setengahnya yaitu sebanyak 38.224.371 petani, sehingga masih dibutuhkan sebanyak 42.865.629 petani”, ungkap Dedi Nursyamsi dalam sambutannya.
Menurutnya ditengah pandemi Covid-19, pertanian menjadi salah satu sektor utama dalam keberlangsungan hajat hidup manusia. “Sektor pertanian ini adalah sektor yang sangat menjanjikan. Maka jangan takut untuk terjun ke sektor pertanian”, tambah Dedi.
Dihadiri lebih dari 200 peserta dari berbagai daerah dan berbagai kalangan, webinar yang membahas mengenai bagaimana peran para milenial agrosociopreneurs di Korea turut mendukung pertumbuhan ekonomi Korea di tengah masa pandemi Covid-19, berlangsung dengan antusias yang tinggi dari para peserta, termasuk dari mahasiswa/siswa politeknik dan SMK PP lingkup Kementerian Pertanian. Hal ini terbukti dari banyaknya peserta yang mengajukan pertanyaan serta menyampaikan opini kepada para pembicara.
Dalam paparan, Dr. Kwon Taek-Ryoun menjelaskan terdapat 3 komponen utama dalam mendorong petani muda, yaitu pertama dukungan kemudahan dari segala aspek seperti misalnya dukungan dari segi teknis pertanian. “
“Kemudian yang kedua adalah keuntungan, tingkat keuntungan yang tinggi di bidang pertanian dinilai dapat menarik minat pemuda di Korea untuk mulai mengembangkan potensinya di bidang pertanian. Ketiga, yaitu pendidikan dan budaya, misalnya dengan mendukung transformasi pendidikan di wilayah pedesaan serta mendukung budaya pedesaan”, papar Dr. Kwon.
Terakhir Dr. Kwon Taek-Ryoun menyimpulkan bahwa pengusaha muda pertanian merupakan harapan bagi masa depan komunitas dan pertanian di pedesaan.
Sejalan dengan paparan Dr. Kwon Taek-Ryoun, Dr. Dwi Asmono menyatakan bahwa terdapat tantangan besar bagi para agrosociopreneur muda ditengah masa pandemi ini. Dimulai dari masalah kondisi geografis serta infrastruktur, masalah keuangan, sistem pendampingan, serta perkembangan teknologi.
Rangkaian kegiatan webinar internasional masih akan terus dilakukan oleh BPPSDMP untuk terus memberikan motivasi dan mendukung program penumbuhan 2,5 juta pengusaha pertanian milenial.