Sembawa – Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo (SYL), yakin kaum milenial yang inovatif dan memiliki gagasan kreatif, akan mampu mengawal pembangunan pertanian yang maju, mandiri, modern.
Oleh sebab itu, Kementan mendorong lahirnya Qualified Job Seeker dan Job Creator melalui pelatihan dan Bimtek dan uji sertifikasi profesi.
“Pemerintah Indonesia terus mendorong peran penting sektor pertanian dalam menciptakan lapangan kerja di pedesaan, meningkatkan pendapatan keluarga petani, serta memastikan ketahanan pangan nasional. Regenerasi petani merupakan harga mati yang harus segera kita realisasikan bersama,” tutur Mentan SYL.
Menurutnya, melalui pendidikan vokasi, Kementan berupaya untuk meningkatkan kualitas SDM pertanian khususnya generasi milenial.
“Pendidikan vokasi punya peran penting hasilkan petani milenial yang berjiwa entrepeneur. Melalui pendidikan vokasi kita menghubungkan dengan industri-industri agar lulusannya sesuai dengan kebutuhan, dan siap untuk hal-hal yang baru,” jelasnya.
Mentan menambahkan, pendidikan vokasi menjadi jawaban atas kebutuhan SDM pertanian yang handal.
“Pendidikan vokasi mampu menyatukan antara intelektual dengan karakter. Kekuatan karakter sangat penting karena akan membuatnya menjadi seorang yang kuat, mampu bertarung dan mampu mencari jalan keluar terhadap segala tantangan yang ada,” tambahnya.
Sementara Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP), Dedi Nursyamsi, mengatakan Pendidikan vokasi dilakukan oleh Kementan untuk menghasilkan qualifies job seeker dan job creator.
Salah satu pelaksana pendidikan vokasi lingkup Kementan SMK PP Negeri Sembawa melaksanakan kegiatan bimtek dan Uji Sertifikasi Profesi (USP) bagi 44 siswa siswi dan alumni Program Studi Agribisnis Pengolahan Hasil Pertanian (APHP), 28 Mei- 31 Mei 2021
USP ini dilaksanakan di ruang kelas dan laboratorium pengolahan hasil pertanian, ujian kualifikasi kompetisi siswa ini terdiri dari ujian tulis, ujian lisan dan ujian observasi.
Kegiatan Uji Sertifikasi ini bertujuan untuk mengukur pencapaian kompetisi siswa siswi yang pernah di tempuh selama masa pembelajaran di sekolah serta untuk menetapkan keberhasilan siswa-siswi dalam menguasai satu unit kompetisi dengan mengacu pada standar kompetisi nasional.
Erni Prabawati selaku ketua prodi APHP menuturkan bahwa Uji Sertifikasi Profesi pada prodi APHP ini berupa pembuatan selai buah, yang mana siswa di tuntut untuk bisa melakukan berbagai tahapan-tahapan dalam pembuatan selai buah secara terstruktur. Adapun kegiatan uji sertifikasi profesi ini bertujuan untuk mendapatkan pengakuan atas kompetensi yang dimiliki oleh siswa, dimana bentuk kompetensi siswa tersebut tertera dalam sebuah sertifikat keahlian.
Yang nantinya sertifikat profesi ini sangatlah penting bagi siswa yang akan melanjutkan untuk mencari pekerjaan.
Lalu menjadi harapan bahwa wujud dari kompetensi tersebut bisa menjadi bekal siswa siswi untuk masuk ke dalam dunia kerja, ujarnya.
Pelaksanaan uji sertifikasi ini di lakukan oleh para assesor yang berasal baik dari lingkup Kementerian Pertanian serta P4S. Pelaksanaan kegiatan ini berjalan dengan lancar, setiap asesor sebagai penguji melakukan pengumunan uji sertifikasi profesi kepada masing-masing siswa di ruang kelas. Hasil akhir dari kegiatan ini , bahwa 44 orang siswa siswi yang melaksanakan uji sertifikasi dinyatakan kompeten dalam bidang pengolahan hasil pertanian berupa pembuatan selai buah.
Kepala SMK PP Negeri Sembawa Mattobi’i menjelaskan bahwa pelaksanaan kegiatan sertifikasi ini merupakan salah satu standar kelulusan siswa siswi di sekolah menengah kejuruan serta sebagai lembaga pendidikan di sektor pertanian mampu menciptakan SDM yang lulusannya sebagai lulusan yang siap menjadi tenaga kerja pertanian yang siap kerja (job seeker) maupun siap menjaddi wirausaha pertanian (job creator) dan terjaga kualitas, kuantitas, dan eksistensinya dalam rangka menyongsong pertanian yang lebih maju.