BANYUASIN – Kementerian Pertanian (Kementan) menaruh harapan besar pada generasi milenial untuk menjawab tantangan di era industri 4.0. Hal ini terjadi karena tantangan atas pembangunan pertanian di Indonesia tak lepas dari pemanfaatan teknologi dan inovasi dalam sektor pertanian itu sendiri.
Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo menyatakan “Saya makin percaya anak muda yang mau terjun dibidang pertanian bisa punya peluang kehidupan dan ekonomi yang lebih baik. Apalagi dengan memanfaatkan teknologi yang tersedia maka dunia dalam genggaman kalian,” ujar Syahrul.
“Kita fasilitasi mereka, kita tingkatkan pengetahuan dan kemampuan mereka melalui pelatihan, kita manfaatkan teknologi, alsintan, jejaring hingga jejaring pemasaran. Kita ubah pola pikir generasi muda bahwa pertanian itu keren, hebat, dan satu-satunya sektor yang menjanjikan terlebih di tengah pandemik ini,” kata Mentan Syahrul.
Sementara pada kesempatan berbeda, Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian, Dedi Nursyamsi turut menegaskan bahwa pertanian tidak lagi berfokus untuk menjadi produsen pangan. Namun juga dapat menjadi sumber mata pencaharian yang menguntungkan bagi tenaga kerja sektor pertanian.
“Pertanian harus menjadi bisnis. Pertanian itu harus sustainable dan menarik. Pertanian tidak hanya memenuhi kebutuhan sendiri tetapi harus bisa menghasilkan uang,” tutur Dedi.
SMK-PP Negeri Sembawa sebagai salah satu Unit Pelaksana Teknis (UPT) Kementan terus berupaya untuk terus memfasilitasi Duta Petani Milenial / Duta Petani Andalan (DPM/DPA) melalui bimbingan teknis yang berfokus tentang ekspor dengan tema Duta Petani Milenial menuju Wirausaha Pertanian yang Berdaya Saing Ekspor bertempat di aula SMKPPN Sembawa (25/07).
Kepala SMK PP Negeri Sembawa Yudi Astoni menyampaikan Kegiatan rapat koordinasi DPM/ DPA diikuti oleh 35 orang peserta yang berasal dari 11 Kabupaten/Kota di Provinsi Sumatera Selatan dan perwakilan Dinas Pertanian Kabupaten/Kota yang terdiri dari 5 orang peserta dari Pagar Alam, 6 peserta dari Banyuasin, 5 orang peserta dari Ogan Ilir, 5 orang peseta dari OKUT Timur, 1 orang peserta dari Kota Palembang, 1 orang peserta dari Musi Rawas, 1 orang peserta dari Empat Lawang, 1 orang peserta dari PALI, 1 orang peserta dari OKU Selatan, 1 orang peserta OKI, 1 orang peserta dari OKU.
“Bimbingan Teknis ini juga sebagai wadah diskusi untuk DPM/DPA menuju wirausaha pertanian yang berdaya saing ekspor khususnya di wilayah Sumatra Selatan serta Meningkatkan peran generasi muda dalam mengembangkan dan memajukan sektor pertanian.” Tutur Yudi
“Setelah melakukan kegiatan Rapat koordinasi DPM/DPA ini diharapkan DPM/DPA SUMSEL Mengkoordinasikan DPM/DPA menuju wirausaha Pertanian yang Berdaya Saing Ekspor dan
Memotivasi DPM/DPA untuk dapat melakukan resonansi kepada generasi milenial di wilayah masing-masing untuk mau bergerak dibidang pertanian dan berkontribusi nyata dalam pembangunan pertanian.” kata Yudi.
Narasumber yang dihadirkan dari Balai Karantina Pertanian Kelas I Palembang dan Fouder dan CEO Ayo mart.
Di kesempatan ini, peserta diberikan materi sesuai kebutuhan peserta, di antaranya Kebijakan Karantina Tumbuhan untuk Ekspor Komoditas Pertanian Dan Kiat Menembus Pasar Ekspor ala Millennial Farmers. Tampak antusias peserta dalam diskusi tentang langkah-langkah produk pertanian Sumatera Selatan menuju ekspor.