BANYUASIN – Peranan sektor pertanian dalam pembangunan di indonesia tidak perlu di ragukan lagi. Pembangunan pertanian diarahkan untuk meningkatkan produksi pertanian guna memenuhi kebutuhan pangan dan kebutuhan industri dalam negeri, meningkatkan ekspor, meningkatkan pendapatan pertanian, memperluas kesempatan kerja dan mendorong pemerataan kesempatan berusaha.
Kementerian pertanian tak henti-hentinya mengajak kaum milenial untuk terjun di dunia pertanian melalui berbagai kemudahan. Melalui program yang terbaru yakni strategi Petani Milenial Akses KUR (Tani Akur).
Melalui program TANI AKUR, Kementan menjadikan Kredit Usaha Rakyat (KUR) sebagai salah satu sumber pembiayaan yang dapat mempermudah akses Petani Milenial terhadap pembiayaan dari perbankan penyalur KUR dan akan berdampak pada meningkatnya produktivitas sektor pertanian nasional.
Menteri Pertanian RI Syahrul Yasin Limpo dalam berbagai kesempatan selalu mendorong pelaku usaha dan petani untuk memanfaatkan dan mengakses fasilitas KUR, termasuk jika ada pelaku usaha yang akan mengembangkan Siatem Pertanian Terpadu (Integrated Farming).
“Jika menengok serapan KUR pertanian tahun 2021, maka track record-nya terbilang cukup baik,” kata Mentan.
Dari target Rp70 triliun, ternyata yang terserap mencapai Rp85,6 triliun atau 122%. Mentan berharap, KUR dapat mendongkrak kinerja pertanian, khususnya di tahun anggaran 2022, seiring dengan upaya penguatan produksi pangan, nilai tambah, dan daya saing produk pertanian tersebut.
“Kami selalu bersoal dengan anggaran, karena itu, kita harus bisa terakselerasi dengan daya produktivitas yang lebih baik melalui pemanfaatan kebijakan KUR yang digulirkan Presiden RI Joko Widodo untuk dimanfaatkan sektor pertanian,” kata Mentan Syahrul.
Sementara Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian Kementan (BPPSDMP) Dedi Nursyamsi saat membuka MAF mengatakan untuk menjadi wirausaha muda pertanian ada tiga senjata utama manfaatkan pertanian yang dilakukan dengan orang-orang yang cerdas yakni melalui pemanfaatan smart farming.
Pemanfaatan ini melalui benih yang berkualitas sehingga harus menjadi kebiasaan kita sebelum Bertani awal mula yang perlu dilakukan yakni menggunakan benih dan bibit yang berkualitas.
Smart Farming ini bisa dilakukan dengan pemanfaatan produk bioscience seperti VUB, biofertilizer, agensia hayati dan lainnya. untuk meningkatkan produktivitas. Termasuk penggunaan alsintan untuk mendongkrak, percepat produksi dan menekan tingkat kehilangan hasil. Apalagi jika diintegrasikan dengan internet of things (IoT) untuk menembus pembatas ruang dan waktu.
Senjata ketiga adalah kebutuhan modal untuk sarpras pertanian dengan Kredit Usaha Rakyat (KUR) yang disediakan negara, sebagai upaya negara meningkatkan kesejahteraan para petani di seluruh Indonesia. Pemerintah saat ini sudah menyiapkan anggaran KUR sekitar Rp 50 triliun. Kredit Usaha Rakyat ini dapat dimanfaatkan para petani dan penangkar.
Dalam Millennial Agriculture Volume (MAF) yang mengangkat tema “Tani Akur, Solusi cerdas usaha pertanian”, Kepala SMK PP Negeri Sembawa Yudi Astoni KUR merupakan salah satu roda penggerak usaha pertanian. Dengan bunga yang hanya 6 persen per tahun ditambah kemudahan dalam mengakses pinjaman, skema KUR dinilai ramah bagi petani (29/10).
Senjata yang harus di pegang yakni kolaborasi, petani harus berkerja sama dengan pihak-pihak terkait, mulai dari permodalan ,dari hulu hingga hilir, serta dibidang pemasaran , kita harus kolaborasi bukan berkompetisi, kita harus merangkul buka memukul, kerja sama adalah fungsi agribisnis”, ujar Dedi
Lebih dari 500 peserta disguhkan materi dari berbagai nararumber yang kompeten yakni Irwan Kurniawan selaku WPC Bidang Bisnis BSB KCU Arivai Palembang , Siska Antoni sebagai Duta Petani Milenial KEMENTAN, serta Khoiri Siswanto sebagai kelompok Tani sungai Kandis. Irawan Kurniawan menyampaikan tugas pokok dari bank yakni ikut mengembangkan perekonomian dan menggerakkan pembangunan daerah, serta memiliki fungsi yakni mendorong pertumbuhan ekonomi untuk meningkatkan taraf hidup rakyat, pemegang kas daerah dan salah satu sumber PAD.
KUR memanfaatkan UMKM yang minimalnya sdh berjalan 6 bulan dari semua sektor. Pola pengembangan dengan kemitraan. Kriterian perbankan yakni karakter dan kelakyakan usaha, kemauan untuk melakukan pembayaran selain itu keseriusan untuk mengembangkan usaha sebagai salah satu penilaian dari perbankan . “ujar irawan.
Pemateri selanjutnya Siska Antoni menyampaikan dengan adanya KUR kebutuhan akses modal dapat terpenuhi. Manfaat KuR bagi budidaya nanas dapat memperluas perkebuanan nanas, distribusi nanas lebih besar, panen lebih banyak, memenuhi kebutuhan nanas untuk dijual didalam kota, provinsi dan luar, serta membuka lapangan kerja bagi lapangan masyarakat.
Pemateri ketiga Khoiri Siswanto, menjelaskan tentang pemanfaatan KUR bagi Petani Milenial yakni pengajuan dana KUR yang mudah sekitar 15 hari sdh cair, serta bunga yang rendah 6%, serta petani mendampatkan keuntungan sekitar 50% berbeda jika petani meminjam sama pedagang hanya bekisar 20-25%.
Melalui peminjaman dana KUR Alsintan, dapat membeli retavator maxi bimo sehingga petani binaan saya tidak kesulitan lagi untuk mengolah lahan. Ada dua hal yang harus dipertimbangkan untuk meminjam dana KUR yakni bukan untuk bayar hutang karena di Bank Kita juga berhutang serta bukan untuk gaya hidup karena belum saatnya untuk bergaya hidup. “ujar Khoiri.
Kepala Pusat Pendidikan Idha Widi Arsanti dalam closing statement menjelaskan salah satu mempermanjang usahanya yaitu pertambahan permodalan melalui KUR (Kredit Usaha Rakyat), harapannya dapat melalui akses KUR dapat merekrutmen para anak muda melalui kolaborasi yang baik mulai dari budidaya, packaging sehingga mampu menghadapi tantangan-tantangan yang ada.
Dalam konteks usaha yang kondisi UPT Pendidikan dimana 10 UPT Pendidikan merupan Pendidikan yg vokasi memiliki wahana praktik yang biasa di sebut TEFA tentu sja TEFA ini hrs kita ikutkan sebaagai sarana pembelajaran, selain itu ada PWMP, inkubator bisnis” tutur nya
Didalam inkubasi bisnis tentu saja ada beberapa tahapan yakni pra inkubasi melalui seleksi, tahap inkubasi yang meliputi pelatihan dan pembekalan, proses pendampingan hingga ke pasca inkubasi yakni usaha PWMP yang Mandiri dan Berdayasaing dengan karakter Agrisociopreneur. Petani milenial tentu saja harus dekat dengan digitalisasi, harus dekat dengan Market Place”, ujarnya.