BANYUASIN – Kementerian Pertanian (Kementan) terus memaksimalkan peran pendidikan vokasi pertanian untuk menghasilkan SDM milenial yang handal. Salah satunya dengan mengimplementasikan kurikulum merdeka untuk mendukung Merdeka Belajar.
Menteri Pertanian (Mentan), Syahrul Yasin Limpo, yakin dengan pendidikan vokasi akan hadir para petani milenial yang berkualitas.
“Dengan pendidikan vokasi, kami berharap hadir petani milenial yang mampu memberikan inovasi dalam pertanian. Karena bagaimanapun, masa depan pertanian ada di generasi milenial,” katanya.
Sedangkan Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) Kementan, Dedi Nursyamsi, mengatakan bahwa guna mendukung pembangunan pertanian maju, mandiri dan modern, perlu dilakukan penyiapan, pencetakan SDM pertanian unggulan.
“Melalui pendidikan vokasi, Kementan melahirkan SDM yang kompetitif sebagai tenaga kerja pertanian andal dan unggul (job seeker) serta sebagai pengusaha pertanian milenial andal, kreatif, inovatif, profesional, serta mampu menyerap lapangan pekerjaan sektor pertanian sebanyak mungkin (job creator),” ujar Dedi.
SMK PP Negeri Sembawa sebagai Unit Pelakana Teknis (UPT) Pusdiktan BPPSDMP dalam rangka mengimplementasikan kurikulum merdeka, melakukan persiapan melalui Bimtek Implementasi Kurikulum merdeka di Aula SMKPP Negeri Sembawa dengan jumlah peserta sebanyak 45 guru pada tanggal 5 Juli dan 8 Juli 2022.
Kepala SMK PP Negeri Sembawa Yudi Astoni menyampaikan bahwa persiapan pembelajaran tahun 2022/2023 terkait bimtek implementasi kurikulum merdeka sengaja kita hadirkan narasumber dari Balai Penjaminan Mutu Pendidikan (BPMP) yang menjadi Koordinator percepatan kurikulum merdeka Provinsi Sumatera Selatan. Kegiatan ini untuk dapat memberikan pemahaman kepada seluruh tenaga pendidik bagaimana implementasi kurikulum merdeka.
“SMK PP Negeri Sembawa pada tahun ajaran 2022/2023 untuk tingkat X kita akan menerapkan kurikulum merdeka sedangkan tingkat XI dan XII masih kurikulum 2013 revisi. Penerapan kurikulum ini sebagai upaya kita sebagai sekolah vokasi pertanian untuk menghasilkan lulusan yang siap untuk menjadi job creator dan job seeker serta melanjutkan pendidikan”,tambah Yudi.
Narasumber dari Widyaprada Ahli Madya Balai Penjaminan Mutu Pendidikan (BPMP) Provinsi Sumatera Selatan Dian Ekawati menyampaikan bahwa dalam kurikulum merdeka guru memiliki keleluasaan dalam mendesaign pembelajaran, kurikulum merdeka muncul karena kerisauan pada pendidikan di Indonesia, mutu pendidikan yang belum berkualitas ditambah dengan covid-19. Dikurikulum merdeka, guru akan diberi wewenang menentukan materi esensial yang akan diajarkan.
“Kurikulum merdeka lebih sederhana dan mendalam, fokus pada materi yang esensial dan pengembangan kompetensi peserta didik pada fasenya. Belajar menjadi lebih mendalam, bermakna, tidak terburu-buru dan menyenangkan. Dalam kurikulum merdeka juga menggunakan paradigma baru kita mencoba untuk essesmen awal (diagnosis) dan pembelajaran diferensiasi. Kekhasan kurikulum merdeka adalah intrakurikuler untuk setiap mata pelajaran mengacu pada capaian pembelajaran. Selain itu adanya Projek penguatan profil pelajaran Pancasila, Kegiatan khusus yang ditunjukan untuk memperkuat upaya pencapaian profil pelajar Pancasila yang mengacu pada standar kompetensi lulusan.” Jelas Dian.
Sebanyak 45 guru selama dua hari terlihat antusias dalam kegiatan bimtek implementasi kurikulum, selain mendapatkan materi, setiap guru diwajibkan membuat dan mengerjakan lembar kerja sesuai dengan materi kurikulum merdeka seperti menganlisis capaian pembelajaran, tujuan pembelajaran, alur tujuan pembelajaran, rencana pelaksanaan pembelajaran/modul ajar, assesmen diagnostic kognitif dan non kognitif, serta desaign pembelajaran berdiferensiasi.